Kukira masa tenang itu hanya ada di pemilu. Tapi ternyata itu juga ada di antara aku dan kamu. Entah masa tenang, entah masa suram, atau batas mati. Tapi, masa yang kita lalui ini benar menggambarkan sebuah ketenangan. Tanpa gejolak emosi, tanpa sms yang menghantam bertubi-tubi, tanpa keresahan dan kecemburuan hati. Mengingat itu semua, ada kalanya menyakitkan, namun kadang pula kurindukan. Aku tak tahu lagi apakah kerinduan masih menjadi lambang cinta. Seperti yang pernah terungkap sebelum-sebelumnya. Bisa jadi rindu ini hanya sebuah lambang sisa, dari guritan-guritan kenangan luka lalu kita. Aku pun tak tahu lagi apa fungsi dari jatuh hati, bila tak bermuara pada saling memiliki. Mencintai dikala sunyi ternyata lebih menentramkan, meski di sana rasa rindu akan terasa lebih kelam. Hmm....bahkan aku tak sadar ketika mengetik kata ‘mencintai’. Apa itu pertanda? atau itu cermin? atau sekadar permainan kata-kata? Kadang semua kesemuan dan teka-teki itu berhim