Langit sudah gelap ketika sepeda motorku memasukki gang sempit menuju tempat yang kusebut, rumah. Aku datang dengan sejuta rindu. Pada Ayah dan Ibu, pada rumah, halaman, tanah, udara dan.... kamu, Joan. Kamu yang sudah menunggu kedatanganku. Aaah.. sudah berapa lama kau duduk di situ? Jika sejam yang lalu, maka aku ingin datang satu jam sebelumnya. Bukan aku tak ingin menghargai tamuku, tapi aku terlalu lelah dengan perjalanan dengan pikiran yang tak pernah berhenti berputar-putar. Terlanjur dan hatiku pun sedikit luluh mengingat sms mu yang selalu datang berkali-kali tanpa pernah sedikit pun kubaca. Bukan aku tak mau, kala itu aku benar sibuk! Deru suara sms yang kau kirim seolah tak mengerti betapa aku tidak sedang butuh pesan basa-basimu. “Lagi apa?”, “sudah makan?” atau “Udah tidur?”. Pesan semacam itu tak mampu mencuri perhatianku dari kesibukan. Antara sedih dan syukur Hpku hilang minggu lalu. Sejak itu hidupku jadi lebih tenang. Sengaja tak ku akti