Laki-laki memang sulit ditebak. Dari sekian banyak tawaran hadiah ulang tahun yang saya tawarkan, suami justru memilih camping. Masalahnya, kami berdua bagai langit dan bumi, kutub utara dan selatan. Berbeda dalam segala hal termasuk memilih tempat liburan. Suami cenderung memilih tempat-tempat tenang, tidak banyak orang, dingin dan bisa beristirahat seperti camping dan hiking sementara saya lebih suka ramainya pasar, konser musik, serta wisata-wisata kota. Tapi karena ini soal hari jadi suami maka saya harus banyak-banyak mengalah. Yah bolehlah camping asal jangan dulu hiking . Sebenarnya sudah lama juga saya ingin menemaninya hiking tapi memang kondisi belum cukup baik dan saya belum berdamai dengan udara dingin. Kipasan satu jam saja saya tidak kuat apalagi menahan dinginnya gunung?! Lalu kami pun melakukan deal-dealan dan sampailah ke kata glamping. Istilah glamping belakangan cukup populer, bukan? Camping tapi glamor. Kalau camping kita masih harus repot-repot membawa kep
dokpri/irerosana Indonesia kaya akan ragam suku serta budaya. Masing-masing suku memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Batak salah satunya. Sebagai suku dengan populasi terbanyak ke 3 di Indonesia, suku Batak dikenal memiliki budaya, tradisi hingga sistem kekerabatan yang menarik untuk dipelajari. Suku Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal di mana garis keturunan berasal dari satu pihak yaitu: Bapak. Sistem kekerabatan ini menempatkan posisi laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Imbasnya berbagai hal seperti kekuasaan, pengambilan keputusan hingga pembagian hak waris didominasi oleh laki-laki. Lalu bagaimana nasib perempuan Batak terkait hak waris? Tentunya hal ini menarik untuk dipelajari, terlebih jika mengingat peran dan andil perempuan dalam mengelola harta dalam sebuah keluarga cukup besar. Perempuan Batak tidak dapat warisan. Begitulah hukum adat serta kenyataannya. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan sistem patrilineal yang mereka anut. Nantinya pe