Skip to main content

Posts

Merayakan Ulang Tahun dengan Glamping di Puncak Bogor

  Laki-laki memang sulit ditebak. Dari sekian banyak tawaran hadiah ulang tahun yang saya tawarkan, suami justru memilih camping. Masalahnya, kami berdua bagai langit dan bumi, kutub utara dan selatan. Berbeda dalam segala hal termasuk memilih tempat liburan. Suami cenderung memilih tempat-tempat tenang, tidak banyak orang, dingin dan bisa beristirahat seperti camping dan hiking sementara saya lebih suka ramainya pasar, konser musik, serta wisata-wisata kota. Tapi karena ini soal hari jadi suami maka saya harus banyak-banyak mengalah. Yah bolehlah camping asal jangan dulu hiking . Sebenarnya sudah lama juga saya ingin menemaninya hiking tapi memang kondisi belum cukup baik dan saya belum berdamai dengan udara dingin. Kipasan satu jam saja saya tidak kuat apalagi menahan dinginnya gunung?! Lalu kami pun melakukan deal-dealan dan sampailah ke kata glamping. Istilah glamping belakangan cukup populer, bukan? Camping tapi glamor. Kalau camping kita masih harus repot-repot membawa kep
Recent posts

Talkshow "Harta Tahta Wanita" di Wedding Batak Exhibition 2024

dokpri/irerosana Indonesia kaya akan ragam suku serta budaya. Masing-masing suku memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Batak salah satunya. Sebagai suku dengan populasi terbanyak ke 3 di Indonesia, suku Batak dikenal memiliki budaya, tradisi hingga sistem kekerabatan yang menarik untuk dipelajari. Suku Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal di mana garis keturunan berasal dari satu pihak yaitu: Bapak. Sistem kekerabatan ini menempatkan posisi laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Imbasnya berbagai hal seperti kekuasaan, pengambilan keputusan hingga pembagian hak waris didominasi oleh laki-laki. Lalu bagaimana nasib perempuan Batak terkait hak waris? Tentunya hal ini menarik untuk dipelajari, terlebih jika mengingat peran dan andil perempuan dalam mengelola harta dalam sebuah keluarga cukup besar. Perempuan Batak tidak dapat warisan.  Begitulah hukum adat serta kenyataannya. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan sistem patrilineal yang mereka anut. Nantinya pe

Wujud Nyata XL Axiata Mendukung Teman Disabilitas untuk Berkompetensi dan Siap Kerja

  Pukul 6 pagi Ibnu Sabil sudah siap dengan kemeja batik ungu dipadukan dengan celana panjang hitam dan sepatu sneakers berwarna putih. Ia menambahkan hoodie putih agar tubuh lebih hangat. Ibnu sadar, dengan kondisi kakinya yang sekarang perjalanan yang harus ia tempuh hari itu menjadi cukup panjang. Ibnu berangkat menggunakan transportasi umum lalu dilanjut dengan ojek online dari rumahnya yang berada di Cilincing Jakarta Utara menuju ke sekretariat PPDI (Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia) di Pondok Kelapa Jakarta Timur. Ia sengaja memilih berangkat pagi untuk menghindari kemacetan dan supaya bisa datang tepat waktu. Beruntungnya Ibnu sudah sampai jauh sebelum acara di mulai. Ibnu Sabil adalah salah satu teman daksa yang terpilih dari 38 peserta yang beruntung bisa mengikuti kegiatan CSR XL Axiata Disabilitas Siap Kerja. Ia tertarik mendaftar kegiatan ini karena adanya tawaran kesempatan untuk bisa magang di kantor XL. “Yang pertama sih biar bisa magang di XL..ka

Sebuah Paket dari Kampung Perca Sindangsari Bogor

  Akhir Juli 2024, sebuah paket JNE datang ke kota Bumi Melayu, Jambi. Isinya kemeja putih yang dibuat dari kreasi kain perca sisa dari produksi garment. Paket tersebut berasal dari sebuah kampung di daerah Bogor Timur, Jawa Barat. Sebuah kampung yang dikenal karena telah berhasil menyulap barang tak terpakai menjadi sesuatu yang bernilai jual. Namanya “Kampung Perca Sindangsari”. Cerita tentang Kampung Perca cukup membuat saya tertarik untuk melipat jarak dari kota Depok menuju ke Bogor dengan menggunakan commuterline . Setiba di stasiun Bogor saya lalu melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek online . Setelah menempuh jarak kurang lebih 9,3 km, ojek online yang saya naiki berhenti tepat di depan gang Raden Alibasyah. Di sana saya sudah disambut plang setinggi 3 meter bertuliskan “PERCA” yang tersusun secara vertikal lalu ada juga hiasan dinding memanjang bertuliskan “Kampung Perca Sindangsari” lengkap dengan kotak warna-warni sebagai simbol potongan perca. Belum jauh dar

Bahaya Social Engineering (Soceng), Tabungan Miliaran Bisa Hilang dalam Satu Kedipan!

  Bagaimana rasanya jika tabungan miliaran, hasil jerih payah selama bertahun-tahun hilang dalam sekejap? Panik dan nyesek , bukan? Inilah yang dirasakan oleh Silvia Yap, seorang pengusaha aksesori yang tinggal di daerah Malang, Jawa Timur tahun 2023 lalu. Saldo miliknya senilai 1,4 miliar raib setelah ia menge- klik sebuah link file berdalih undangan pernikahan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp. Kata “Undangan Pernikahan” berhasil mengecoh perempuan malang berusia 56 tahun tersebut. Secara psikoligis, Silvia Yap menganggap wajar kiranya jika ia menerima pesan baru berisi undangan pernikahan dengan di sertai link layaknya undangan digital pada umumnya. Tak hanya Silvia Yap, kita pun akan cenderung tak menaruh curiga meski pun nomor yang muncul baru dan belum tersimpan. Kita akan berpikir mungkin saja itu dari seorang kawan yang lama tak bersua atau sudah lost contact . Tak disangka pikiran baik yang kita bangun justru menimbulkan malapetaka. File apk yang dibuka Sil

Jamu Sebagai Warisan Budaya dan Sahabat Perlindungan Keluarga

Jamu gendongan (dok.pri) Siapa sangka presiden sekelas Joko Widodo ternyata secara konsisten minum jamu!   Hal ini beliau ungkapkan kepada salah satu redaktur koran Suara Merdeka Semarang pada sebuah kunjungan di tahun 2019 silam. “Saya memang sudah 17 tahun ini saya minum rutin pagi itu jamu, jamu. Berkali-kali sudah saya sampaikan membuat sendiri, temulawak 80 persen, jahenya 20 persen setiap pagi hanya pagi buat sendiri dan perut belum terisi sudah minum itu,” kata Jokowi dikutip dari setkab.go.id Kabar ini memperkokoh posisi jamu sebagai minuman herbal yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.  Siapa yang tidak bangga coba,  bahwa ternyata minuman yang rutin saya konsumsi ini juga dikonsumsi oleh seorang Presiden?! Langganan jamu gendongan (dok.pri) Cerita Awal Saya Rutin Minum Jamu Di daerah tempat tinggal saya ada ibu-ibu paruh baya penjual jamu gendongan. Awal saya mengenal beliau adalah ketika tetangga sebelah rumah rutin mengonsumsi jamu kunyit asem miliknya. Karena seri