Dunia digital atau sering disebut dengan duniaya maya memang
mengalami perkembangan yang pesat. Dahulu ketika saya masih duduk di Sekolah
Dasar (1999- kebelakang) tak satupun murid di SD saya memiliki Handphone. Dulu yang lebih terkenal
adalah telephone rumah, bahkan
kami sering mencatat no telephone
rumah teman-teman. Herannya saya hafal nomor-nomor tersebut diluar kepala karena
saking sedikitnya. Sedikit rasa bangga terbesit karna saya hidup dalam masa
peralihan. Saya bisa merasakan langsung dan membandingkan manfaat sebelum dan
sesudah adanya perkembangan teknologi.
Keberadaan handphone mulai
muncul ketika saya menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP) namun yang punya
masih jarang, hanya komunitas tertentu ( anak dari keluarga berada) saja, itupun bukan tipe canggih seperti smartphone maupun fiture phone yang full MP3, GPS, ANdroid, dengan kamera 8G. Handphone teman saya ketika itu sejenis NOKIA
2100, NOKIA 3315 yang kala itu sangat nge-tren dan mentereng (terkadang saya
kangen dengan HP 2 jadul tersebut). Handphone pertama saya adalah Samsung yang
masih berantena dan itu saya dapat ketika masih duduk di bangku SMA. Orang -orang disekitar sudah mulai merambah
beralih ke Nokia 6600 Nokia 3630 Sony Ericson T316 dll. Kala itu Nokia 6600
masi seharga 4jutaan, sekarang jumlah tersebut sudah bisa mengantongi galaxy
tab 7.0.
Rupanya peralihan yang saya alami bukan hanya soal telepon
genggam, Keberadaan komputer dan social
networkig pun mengalami hal serupa.
Dahulu piranti digital tersebut merupakan barang langka namun sekarang
menjadi kebutuhan. Pergolakan Tehnologi
terkhusus digital memang meroket. Orang
tak lagi asing dengan Email, FB, Twitter, IPAD, youtube, YM. Hal tersebut tak
lepas dari peran perusahaan terkait dan media yang turut mempopulerkan.
Seiring berkembangnya piranti teknologi, berkembang pula
aktivitas aktivitas di dalamnnya. Dimana orang berkumpul memang bisa dijadikan
sebagai lahan mata pencaharian. iklan
online dan toko online mulai tumbuh perlahan, Hal yang pada awalnya belum mendapat
kepercayaan penuh dari masyarakat sekarang mulai diminati, Para pembisnis jeli
melihat ceruk pasar online. Mereka memanfaatkan media Website, blog facebook dan
media social networking lainnya. Saya
sendiri yang dahulu kurang minat menjadi tertarik untuk mencoba belanja
online. Barang pertama yang saya beli online adalah Buku dari BukaBuku.Com. Karena
masih takut kena tipu saya hanya membeli 2buah seharga total sekitar 80ribu.
Ternyata memang benar aman akhirnya saya mulai merambah membeli produklain
seperti pakaian, asesoris dll. Belanja online saat ini memang sangat tidak asing
bagi saya maupun rekan rekan saya satu daerah, walaupun memang ternyata banyak
juga dari teman saya yang masih gaptek, atau mungkin kurang percaya dan tidak
berminat karena dipikir mblibet.
Saya tinggal di daerah Ungaran daerah dimana industri sangat
berkembang. Bahkan anda bisa menemukan macam macam perusahaan industri dengan
jarak 5 meter (kadang bersebelahan kadang sedikit jauh). Disekitar rumah saja
ada sekitar 3 perushaan yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 2menit.
Blum lagi jalan raya Ungaran -Bawen mungkin ada sekitar 20 perush. jumlah
tersebut masi ditambah dengan perushaan daerah Pringapus - Karangjati dengan
jarak yang hampir berhimpitan. Perusahaan ditempat saya bekerja itu sendiri
memiliki karyawan kurang lebih 3000 orang, padahal ini adalah perusahaan cabang
ke3 dari pusatnya yang ada di Ungaran.
Dari 3000 karyawan tersebut tentulah mengenal interet barang sedikit.
Tehnologi digital memang sudah merebak keseluruh lapisan
masyarakat, pun begitu dilingkungan kerja saya.
Aktivitas-aktivitas sosial sudah banyak diterima dan dijalankan oleh
karyawan. Bisa dihitung berapa orang
yang tidak memiliki account fb dalam
1 perusahaan, pastilah kecil jumlahnya.
Macam handphone pun bervariasi
sesuai perkembangan. Tak heran BB &
Galaxy yang awalnya digandrungi oleh orang-orang kelas tertentu kini hampir
setiap operator (karyawan produksi)
menggunakannya. Posisi tersebut tentunya akan terus berkembang sesuai era perkembangan
teknologi. Namun, memang perkembangannya tak secepat pada lapisan mahasiswa dan
kelompok lain yang memiliki kebebasan akses secara lebih luas.
Aktivitas jejaring sosial memang berkembang dilingkungan
karyawan namun untuk aktivas lain seperti belanja on line maupun berjualan online
masih belum bisa berjalan secara maksimal.
Permasalahanya adalah keterbatasan pengetahuan, waktu dan
ketidakpercayaan. Sempat saya bertanya kepada beberapa rekan rekan karyawan
mengenai pernah tidaknya mereka melakukan transaksi secara online baik menjual ataupun membeli barang. Dan kebanyakan dari mereka menjawab tidak
pernah. Alasannya simple, tidak tahu caranya dan takut kena tipu. Padahal bila
kita melihat dari segi perkembangan digital itu sendiri, akan semakin pesat. Ceruk market seperti para karyawan
tersebut alah salah satu lahan yang bisa dimaksimalkan. Dalam kaitannya dengan dunia digital itu sendiri,
para karyawan memiliki dua sisi baik positif
maupun negatif.Dari segi positif disini karyawan memiliki
kematangan secara finansial. Tentunya
kondisi tersebut berpengaruh pada mampu tidaknya mereka terjun dan mengakses
dunia maya. Hal lain dikarenakan mereka
padat kerja, menyebabkan mereka berminat pada aktivitas-aktivitas yang mudah
dan praktis tanpa banyak mengeluarkan tenaga serta waktu. Kedua alasan tersebut cukup mendasari mengapa
keterbatasan akses dari karyawan perlu di perhatikan dan ditindaklanjuti. Segi negatifnya,
yaitu para karyawan tidak memiliki pengetahuan lebih mengenai aktivitas didunia
maya mencakup bagaimana cara melakukanya, bagaimana bertransaksi secara aman
dan apa pula manfaatnya. Keterbatasan
pengetahuan serta akses untuk menjadi karyawan berpengetahuan menjadi salah
satu PR yang perlu dibahas dan dipecahkan bersama.
Bisa dibayangkn berapa penambahan jumlah pengguna internet
apabila para karyawan industri benar-benar bisa dimaksimalkan? Untuk satu perusahaan saja memiliki kurang
lebih sekitar 3000 karyawan, bagaimana dengan jumlah seluruh karyawan industri
di negeri ini yang mana memiliki tipikal / kondisi permasalahan yang hampir
serupa? Memang jumlah tersebut tidaklah akan tepat sasaran secara keseluruhan,
namun dengan pembinaan dan arahan yang baik, deviasinya akan semakin kecil.
PELUANG BISNIS
BERJUALAN OL
Sebelum menentukan suatu usaha memang terlebih dahulu harus
menguji kelayakan pasar serta produk yang akan dipasarkan. Pada pembahasan sebelumnya menjelaskan bahwa
Karyawan industri memenuhi beberapa kriteria sebagai sasaran bisnis. Diantaranya
kemampuan finansial dan keterbatasan waktu sehingga memungkinkan adanya potensi
perkembangan kepada aktivitas-aktivitas yang berbau praktis.
Pelaku bisnis bisa menangkap peluang tersebut serta
memaksimalkanya. Pelaku bisnis disini
meliputi para provider internet, penjual pulsa, penjual dan pembeli online itu
sendiri. Pengoptimalan peluang disini bisa dengan cara memberi kemudahan dalam
praktik penggunaan internet baik dari segi teknis maupun ketersediaan layanan
yang lebih praktis. Misalnya akses
menuju toko online bisa dicapai dengan mudah dengan menggunakan HP tipe
menengah. Hal lain adalah dengan cara melakukan promosi secara menyeluruh dan
menunjukkan step-step untuk mengakses yang tentunya dengan lebih praktis
lagi. Dalam upaya pendekatan dan
pembinaan para pengguna internet tidak ada salahnya bila para penyedia layanan
internet juga turut andil dalam upaya membina dan mengembangkan aktivitas para
penjual online maupun menggerakkan karyawan untuk berjualan online.
Comments
Post a Comment