141112
Kemarin saya mengurus passport (lebih tepatnya tinggal foto saja) ke Kantor Imigrasi Krapyak .Susah bener deh, mulai dari ijin kerja yang bribet, lokasi kantor yang jauh dan belum lagi saya tak tahu menahu alamat tersebut. Setelah nyasar dulu ke Manyaran (tujuan asli harusnya ke Krapyak) dan menelusuri jalan2 sempit melewati rumah penduduk, akhirnya sampai juga ke Jalan Siliwangi. Setelah perlahan-laha saya telusuri sembari membaca tulisan disekeliling akhirnya ketemu juga fiuh...
Saya datang 30 menit lebih awal, janjian dengan mb2 yang nomornya saya dapat dari biro saya. Setelah bertemu dengan embak2 tadi saya disuruh menunggu diruang tunggu. Di dalam ruang tunggu ternyatas sudah penuh orang, dengan celingak celinguk menatap sekitar berharap ada yang saya kenal (pastinya gak kenal semua) akhirnya saya menemukan kursi kosong di deretan nomor 2. Kembali mata saya mengitari seluruh ruangan karena penasaran. ceritanya itu pertama kalinya saya ke kantor imigrasi, sebelah kiri ada tempat untuk foto, heran tempat fotonya terbuka jadi kita bisa diphoto sembari diliatin orang2 (ati2 kalo narsis pasti ketauan!) dan sebelah kanan ada mas2 (lumayan ganteng) dengan 1 buah meja kursi dihadapannya sepertinya itu untuk proses wawancara. Samar saya dengar suara mas2 ganteng tadi rada meninggi, keras, sedang, meninggi keras, dan sedang kembali persis seperti orang menginterogasi. Pasti itu mas mas yang diceritakan Tyas teman saya. Katanya "entar km di wawacara sama mas2 yang sebenernya lumayan cuma sok teu nyebelin gitu" . Owh itu orangnya kali ya. Saya kemudian langsung membayangkan mungkin mas2 ganteng tadi beban mental karna harus mengecek alasan orang keluar negeri satu persatu, siapa tahu ada koruptor atau teroris yang mau melarikan diri dan dia disalahkan karna memberi kmudahan dalam pembuatan passpor.
Ternyata kantor imigrasi tak sebesar yang saya perkirakan. tempatnya sempit bakan mirip kantor kecamatan di daerah saya. tapi ternyata ruangan pembuatan passpor ada beberapa, Si embak2 yang mendampingi saya tadi mengajak ke ruangan lain yang mirip dengan ruang antrian Rumah Sakit, tapi disana sedikit beda, ada nomor antrian dan urutan pembuatan passpor dengan sistem pemanggilan nomor yang sudah modern seperti di Bank, ruangan untuk photonya pun tertutup begitu pula ruang wawancara.
Lagi2 saya disuruh menunggu, dan si embak pergi lagi tak tahu kemana. Diruang tunggu bermacam-macam karakter orang bercampur dalam 1ruangan ada 1 rombongan ibu - ibu yang sya perkirakan itu adalah calon2 TKI, ada juag anak2 muda semi stylist saya kira itu pasti mahasiswa,dan ada juga PNS kalau ini bisa ketauan dari seragam yang mereka kenakan. Masuklah 2 orang yang satu bule dan 1 lagi muka indo, cew dengan tinggi kurang lebih 157cm kulit hitam rambut lurus. secara muka sih orang yang melihat pasti mengira gadis desa, taksiran saya sibule pasti pacarnya mereka terlihat sangat akrab. Si cew mondar mandir mengurus beberapa syarat sedangkan mas2 bule asyik duduk sembari bermain HP. Sesekali saya bisa mendengar mereka bercakap2 dengan bhs inggris, si cewek berkulit hitam rupanya masih kikuk berbahasa Ingg. Tak hanya saya ternyata beberapa orang diruangan juga curi curi pandang kearah mereka.
Cukup lama menunggu tiba - tiba datang seorang pasangan muda chinese, si cew chinese emg cantik, kulit putih, tinggi semampai, dan berambut lurus, sedang si cow chinese lebih sedikit berisi dengan rambut hitam lurus, berkacamata dan mkannya kategori lumayanlah. Beda dengan saya yang sudah menunggu selama berjam-jam, si cew chinese langsung bisa masuk ruang foto dan si cow nunggu diluar. saya heran mengapa saya sendiri yang tidak dipanggil2 mana mbk2 yang harusnya bantu saya malah menghilang.
Pukul setengah 3an barulah si embak yang membantu saya bikin passpor kembali dan bertanya apakah saya sudah difoto. Mukanya heran, masa daritadi saya belum difoto, karna curiga si embak langsung inspeksi mendadak ke ruang foto dan kejadian parah, sial , bete, apalah itu namany itupun terjadi. jadi....ternyata.....si cew chinese yg kebanykan senyum dan polos dan super duper putih itu foto dengan berkas saya. Petugas Imigrasi tidak bertanya terlebih dahulu sebelum memfoto dia, asal jepret aja. walhasil rusak document sya, padahal as info dari bag imigrasi document tersebut langsugn meng-link ke pusat (Jakarta) jadi mau tak mau kami harus menunggu balasan pengembalian data dari Jakarta. OMG, ya Allah, andai tidak selesai hari ini gimana ? Si embak yang mengurus passpor saya pun berusaha menenangkan saya yang sedang panik. "Duduk dulu mb, verifikasinya lama lho" kata si embak. Gimana bisa tenang untuk mecapai kantor imigrasi saja perjuanganku bukan main, mulai dari nyari2 alasan buat ijin tidak kerja, belum lagi berangkat kesasar, seandainya tidak bisa foto hari itu terus kapan lagi? apa yang harus saya reasonkan ke tempat kerja??? apa!!??? tumpahlah air mata saya, huft terdenganr sedikit lebay c
Sya harus menunggu sampai setengah 4 untuk memastikan document benar2 tidak bisa proses hari itu juga. Hasilnya memang mengecewakan, tak ada cara lain selain harus kembali lagi untuk re ulang foto.bah!
Perjalanan pulang saya gundah gulana, dongkol, kecewa semua campur aduk, sampai - sampai saya nyasar. Perasaan saya warga situ situ saja, bertahun tahun tinggal di Ungaran tapi kenapa bisa nyasar? mungkin karena pikiran saya yang tak karuan. Entah kenapa tiba - tiba saya di PRPP kemudian tiba - tiba di Johar. Ya Tuhan kalau tidak bisa keluar dari Semarang bisa bisa saya pingsan di jalan karena kecapaian.
Yang paling saya cemaskan, reaksi Bokap kalau mendengar saya pulang tidak membawa hasil sama sekali. Sesampai dirumah setelah mampir sebentar ke Tembalang untuk istirahat dan makan saya cerita ke Bokap, sepertinya beliau sangat cemas, dari saya berangkat sms tanya keadaan saya berkali-kali. Dan benar, reaksi bokap pasti deh dikait-kaitkan dengan masalah agama "Iki tandane Gusti Allah ora kerso" artinya ini berarti Yang Maha Kuasa tidak ridho. Bukan maksud saya tidak percaya kepada sang Khalik tapi pasti deh semua hal ditanggapi dengan cara seperti itu. Saya jadi kikuk sendiri, jadi maksudnya rencana saya untuk berlibur tidak di ridhoi Allah? tapi kenapa ? kenapa berlibur tidak boleh? kalau sudah begini saya jadi resah sendiri, pikiran ngaco kemana- mana. Jangan-jangan nanti pas liburan kenapa-kenapa, wush positive thingking saja lah. Emg kadang bokap sering negative thingking dan berperasaan aneh -aneh gitu.
Waaa saya harus nyari waktu lagi neh buat balik ke kantor imigrasi.
*additional info saya pakai biro habisnya jadi 500ribu (pas gak pakai kembalian)
Kemarin saya mengurus passport (lebih tepatnya tinggal foto saja) ke Kantor Imigrasi Krapyak .Susah bener deh, mulai dari ijin kerja yang bribet, lokasi kantor yang jauh dan belum lagi saya tak tahu menahu alamat tersebut. Setelah nyasar dulu ke Manyaran (tujuan asli harusnya ke Krapyak) dan menelusuri jalan2 sempit melewati rumah penduduk, akhirnya sampai juga ke Jalan Siliwangi. Setelah perlahan-laha saya telusuri sembari membaca tulisan disekeliling akhirnya ketemu juga fiuh...
Saya datang 30 menit lebih awal, janjian dengan mb2 yang nomornya saya dapat dari biro saya. Setelah bertemu dengan embak2 tadi saya disuruh menunggu diruang tunggu. Di dalam ruang tunggu ternyatas sudah penuh orang, dengan celingak celinguk menatap sekitar berharap ada yang saya kenal (pastinya gak kenal semua) akhirnya saya menemukan kursi kosong di deretan nomor 2. Kembali mata saya mengitari seluruh ruangan karena penasaran. ceritanya itu pertama kalinya saya ke kantor imigrasi, sebelah kiri ada tempat untuk foto, heran tempat fotonya terbuka jadi kita bisa diphoto sembari diliatin orang2 (ati2 kalo narsis pasti ketauan!) dan sebelah kanan ada mas2 (lumayan ganteng) dengan 1 buah meja kursi dihadapannya sepertinya itu untuk proses wawancara. Samar saya dengar suara mas2 ganteng tadi rada meninggi, keras, sedang, meninggi keras, dan sedang kembali persis seperti orang menginterogasi. Pasti itu mas mas yang diceritakan Tyas teman saya. Katanya "entar km di wawacara sama mas2 yang sebenernya lumayan cuma sok teu nyebelin gitu" . Owh itu orangnya kali ya. Saya kemudian langsung membayangkan mungkin mas2 ganteng tadi beban mental karna harus mengecek alasan orang keluar negeri satu persatu, siapa tahu ada koruptor atau teroris yang mau melarikan diri dan dia disalahkan karna memberi kmudahan dalam pembuatan passpor.
Ternyata kantor imigrasi tak sebesar yang saya perkirakan. tempatnya sempit bakan mirip kantor kecamatan di daerah saya. tapi ternyata ruangan pembuatan passpor ada beberapa, Si embak2 yang mendampingi saya tadi mengajak ke ruangan lain yang mirip dengan ruang antrian Rumah Sakit, tapi disana sedikit beda, ada nomor antrian dan urutan pembuatan passpor dengan sistem pemanggilan nomor yang sudah modern seperti di Bank, ruangan untuk photonya pun tertutup begitu pula ruang wawancara.
Lagi2 saya disuruh menunggu, dan si embak pergi lagi tak tahu kemana. Diruang tunggu bermacam-macam karakter orang bercampur dalam 1ruangan ada 1 rombongan ibu - ibu yang sya perkirakan itu adalah calon2 TKI, ada juag anak2 muda semi stylist saya kira itu pasti mahasiswa,dan ada juga PNS kalau ini bisa ketauan dari seragam yang mereka kenakan. Masuklah 2 orang yang satu bule dan 1 lagi muka indo, cew dengan tinggi kurang lebih 157cm kulit hitam rambut lurus. secara muka sih orang yang melihat pasti mengira gadis desa, taksiran saya sibule pasti pacarnya mereka terlihat sangat akrab. Si cew mondar mandir mengurus beberapa syarat sedangkan mas2 bule asyik duduk sembari bermain HP. Sesekali saya bisa mendengar mereka bercakap2 dengan bhs inggris, si cewek berkulit hitam rupanya masih kikuk berbahasa Ingg. Tak hanya saya ternyata beberapa orang diruangan juga curi curi pandang kearah mereka.
Cukup lama menunggu tiba - tiba datang seorang pasangan muda chinese, si cew chinese emg cantik, kulit putih, tinggi semampai, dan berambut lurus, sedang si cow chinese lebih sedikit berisi dengan rambut hitam lurus, berkacamata dan mkannya kategori lumayanlah. Beda dengan saya yang sudah menunggu selama berjam-jam, si cew chinese langsung bisa masuk ruang foto dan si cow nunggu diluar. saya heran mengapa saya sendiri yang tidak dipanggil2 mana mbk2 yang harusnya bantu saya malah menghilang.
Pukul setengah 3an barulah si embak yang membantu saya bikin passpor kembali dan bertanya apakah saya sudah difoto. Mukanya heran, masa daritadi saya belum difoto, karna curiga si embak langsung inspeksi mendadak ke ruang foto dan kejadian parah, sial , bete, apalah itu namany itupun terjadi. jadi....ternyata.....si cew chinese yg kebanykan senyum dan polos dan super duper putih itu foto dengan berkas saya. Petugas Imigrasi tidak bertanya terlebih dahulu sebelum memfoto dia, asal jepret aja. walhasil rusak document sya, padahal as info dari bag imigrasi document tersebut langsugn meng-link ke pusat (Jakarta) jadi mau tak mau kami harus menunggu balasan pengembalian data dari Jakarta. OMG, ya Allah, andai tidak selesai hari ini gimana ? Si embak yang mengurus passpor saya pun berusaha menenangkan saya yang sedang panik. "Duduk dulu mb, verifikasinya lama lho" kata si embak. Gimana bisa tenang untuk mecapai kantor imigrasi saja perjuanganku bukan main, mulai dari nyari2 alasan buat ijin tidak kerja, belum lagi berangkat kesasar, seandainya tidak bisa foto hari itu terus kapan lagi? apa yang harus saya reasonkan ke tempat kerja??? apa!!??? tumpahlah air mata saya, huft terdenganr sedikit lebay c
Sya harus menunggu sampai setengah 4 untuk memastikan document benar2 tidak bisa proses hari itu juga. Hasilnya memang mengecewakan, tak ada cara lain selain harus kembali lagi untuk re ulang foto.bah!
Perjalanan pulang saya gundah gulana, dongkol, kecewa semua campur aduk, sampai - sampai saya nyasar. Perasaan saya warga situ situ saja, bertahun tahun tinggal di Ungaran tapi kenapa bisa nyasar? mungkin karena pikiran saya yang tak karuan. Entah kenapa tiba - tiba saya di PRPP kemudian tiba - tiba di Johar. Ya Tuhan kalau tidak bisa keluar dari Semarang bisa bisa saya pingsan di jalan karena kecapaian.
Yang paling saya cemaskan, reaksi Bokap kalau mendengar saya pulang tidak membawa hasil sama sekali. Sesampai dirumah setelah mampir sebentar ke Tembalang untuk istirahat dan makan saya cerita ke Bokap, sepertinya beliau sangat cemas, dari saya berangkat sms tanya keadaan saya berkali-kali. Dan benar, reaksi bokap pasti deh dikait-kaitkan dengan masalah agama "Iki tandane Gusti Allah ora kerso" artinya ini berarti Yang Maha Kuasa tidak ridho. Bukan maksud saya tidak percaya kepada sang Khalik tapi pasti deh semua hal ditanggapi dengan cara seperti itu. Saya jadi kikuk sendiri, jadi maksudnya rencana saya untuk berlibur tidak di ridhoi Allah? tapi kenapa ? kenapa berlibur tidak boleh? kalau sudah begini saya jadi resah sendiri, pikiran ngaco kemana- mana. Jangan-jangan nanti pas liburan kenapa-kenapa, wush positive thingking saja lah. Emg kadang bokap sering negative thingking dan berperasaan aneh -aneh gitu.
Waaa saya harus nyari waktu lagi neh buat balik ke kantor imigrasi.
*additional info saya pakai biro habisnya jadi 500ribu (pas gak pakai kembalian)
Comments
Post a Comment