Skip to main content

Surat ke Kedutaan Besar Asing hingga Belajar ke TBI ( The British Institute) di Carro Pondok Indah

dokpri/irerosana

Sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, tepatnya sekitar tahun 2001, saya pernah mengirim surat ke beberapa kedutaan besar asing di Jakarta. Beberapa Kedubes yang saya surati di antaranya Inggris, Perancis, Polandia, Australia dan sisanya lupa, maklum sudah 23 tahun berlalu. Isinya perkenalan dan pernyataan ketertarikan dengan negara-negara tersebut serta keinginan untuk melanjutkan pendidikan di sana.

Saya menulisnya dalam bahasa Indonesia. Bahasa Inggris kala itu tidak begitu populer seperti sekarang. Banyak anak yang kesusahan dengan pelajaran yang satu itu dan saya salah satunya. Dari sekian Kedubes yang saya surati, ada satu yang membalas dan mengirimkan beberapa brosur untuk saya pelajari. Mendapat balasan surat itu rasanya bukan main, senangnya seperti habis memenangkan lotre!

Jika mengingat hal itu saya jadi geli sendiri. Seorang anak yang masih berusia 13 tahun, tidak bisa berbahasa Inggris, tapi mengirim surat ke kedutaan besar asing. Di satu sisi si anak nekat dan berani tapi di sisi lain si anak punya mimpi yang begitu besar, imajinasi yang begitu liar.

Keinginan saya untuk tahu belahan dunia lain membuat saya ingin mempelajari bahasa mereka sedikit demi sedikit. Saya memulainya dari mengartikan lirik lagu-lagu berbahasa Inggris atau mengeja dialog film berbahasa inggris. Les bahasa Inggris bukan solusi karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya enggan membebani orang tua yang kala itu hanya bekerja sebagai buruh pabrik.

Pelajaran bahasa Inggris di sekolah bak momok bagi saya dan kawan-kawan. Rasanya malas sekali berangkat sekolah setiap kali ada pelajaran itu. Guru bahasa Inggris kami bukan termasuk dalam barisan guru yang diidam-idamkan. Kami menjulukinya “killer”. Beliau kurang suka dengan anak yang kemampuan Inggrisnya terbatas. 

Bertambah beratlah rasanya pelajaran yang saya ingin kuasai itu!

Saya pertama kali menerima pelajaran bahasa Inggris ya ketika SMP. Sekolah Dasar saya belum mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris. Jadilah saya carut marut mengikuti pelajaran. Ketika ulangan saya hanya tahu “yes, it is” dan “No, it is not”. Yah, berapa nilai yang diharapkan dari jawaban seperti itu yang terus diulang-ulang? Sebagai bocoran, saya mendapat nilai “1” dan cukup dipermalukan di depan kelas. Ups.

Bahasa Inggris cukup menyeramkan semasa saya duduk di bangku SMP dan barulah ketika SMA saya mulai akrab dengan pelajaran dari negeri paman Sam itu. Yah, meski tidak sempurna setidaknya jawaban ulangan saya sudah lebih bervariasi dan bukan cuma “yes” dan “no” saja.

Terlambat memang. Andaikata saya menguasainya jauh ketika masih duduk di Sekolah Dasar mungkin saya bisa menyelesaikan mimpi untuk bisa berkuliah di luar negeri. Banyak faktor dan banyak keterbatasan kondisi yang harus dimaklumi kala itu. Salah satunya adalah minimnya dukungan orang tua. Kondisi ekonomi kami yang kurang membuat orang tua saya lebih fokus mencari nafkah ketimbang mengamati perkembangan pendidikan anak-anaknya.

Kegagalan itu menumbuhkan tekad, kelak jika punya anak, nasib mereka jangan sampai seperti saya. Saya ingin memberi dukungan penuh terhadap pendidikan mereka. Saya ingin mendampingi dan mewujudkan apapun mimpi-mimpi mereka.

Saya ingin anak-anak saya bisa menerima pelajaran bahasa inggris sedini mungkin, agar mereka tidak kalah start dengan anak-anak yang lain. Menguasai bahasa asing menjadi salah satu pintu mereka untuk mengakses belahan dunia lain. Fungsinya banyak, beberapa di antaranya untuk mengakses informasi, untuk melanjutkan pendidikan dan bahkan keperluan pekerjaan. 

Untuk bisa mewujudkan itu tentu perlu dukungan penuh dari orang tua. Bukan hanya sebatas menyiapkan dana, orang tua di jaman sekarang juga dituntut untuk bisa beradaptasi dengan yang sedang dipelajari oleh anak.

Ada yang bilang, keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Dari situ bisa terlihat betapa pentingnya peran orang tua dalam proses pembelajaran serta tumbuh kembang anak.

Salah satu konsep belajar Bahasa Inggris adalah dengan membiasakannya yang tak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di dalam rumah. Untuk bisa memulai kebiasaan itu, orang tua harus lebih dulu dibekali kecakapan serta pengetahuan berbahasa Inggris.

Belajar Bersama TBI Depok, Cibubur dan Kota Wisata

“Malu dan malas”, kedua kata itu yang saya buang jauh-jauh ketika datang ke Carro Indonesia di Pondok Indah pada 23 Maret 2024 lalu. Saya datang dengan harapan memperoleh tambahan ilmu dari workshop yang bertema English Conversation Class for Blogger Parents.

Workshop tersebut adalah hasil kerjasama antara komunitas Bloggercrony dengan The British Institute (TBI) Depok, Cibubur dan Kota Wisata yang diselenggarakan di Carro Indonesia, Pondok Indah.

Meski berlangsung saat bulan ramadan tapi saya dan para peserta lain terlihat bersemangat dan berantusias selama kelas berlangsung. 2 jam berlalu begitu saja tanpa terasa. Hal ini tentu saja tak terlepas dari peran Ms Atisatya Arifin (Ms Tya) selaku Academic Team Leader (ATL) TBI yang sangat lihai menahkodai kelas.

Keseruan workshop bersama TBI (Dokpri/irerosana)

Baru dibuka saja Ms Tya sudah meluncurkan game tebak gambar melalui gambar yang sudah di zoom in. Para peserta yang sudah terbagi menjadi 3 kelompok saling menyahut untuk menebak kira-kira gambar apakah itu?

Dari game tersebut team Kolak keluar sebagai pemenang. Sementara team lain yaitu Korma dan Lupis harus rela menerima kekalahan. Belum apa-apa suasana sudah pecah dan meriah. Tak ada ketegangan di antara para peserta.

Rupanya Ms Tya menerapkan konsep partisipasi peserta di setiap sesi pembelajaran. Kelompoknya pun sering diubah-ubah agar tidak monoton dan juga membuat peserta jadi lebih akrab satu sama lain.

Lebih lanjut Ms. Tya mengajarkan praktik penggunaan pernyataan giving an opinion, agreeing and disagreeing dan asking for an opinion dengan model berdiskusi dengan tema seputar parenting.

Aktivitas workshop TBI

Salah satu pertanyaan diskusi yang menarik yaitu would you rather have your child be excellent at sports or excel in academics? saya dan teman diskusi saya pun sempat berbeda pandangan soal itu di mana saya lebih memilih yang kedua sementara partner saya lebih setuju dengan pernyataan pertama.

Ms. Tya juga tak lupa mengajarkan praktik penggunaan conversation gambits mulai dari kalimat-kalimat general yang sering kita dengar seperti "in my opinion", "i disagree completely" dan lain-lain hingga kalimat-kalimat yang jarang kita dengar seperti "that’s baloney", "what do you reckon" dan lain-lain.

Di sesi terakhir Ms. Tya membagikan pengetahuan mengenai ELS Activities for Children yang bisa kita terapkan di rumah. Sebagai orang tua, kita bisa membangun beberapa aktivitas belajar bahasa inggris yang menarik bersama anak. Beberapa contoh di antaranya adalah half crossword, charades, fly swatter game, find the differences, story telling dan scrabble.

dokpri/irerosana

Rasa rasanya para peserta ingin segera pulang dan menerapkan aktivitas-aktivitas tadi ke buah hati mereka di rumah.

Tak terasa 2 jam berlalu begitu saja dan kelas di tutup dengan pembagian sertifikat TOEFL ITP Prediction Test yang di hari sebelumnya sudah lebih dulu dilakukan secara online dan gratis.

Bagi saya pribadi 2 jam tersebut sudah cukup menjawab semua kebutuhan, mulai dari di mana sebaiknya menitipkan anak untuk belajar memperdalam bahasa Inggris-nya pula bagaimana sebaiknya orang tua di rumah mendukung pembelajaran melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan serta kebiasaan untuk mempraktikkan conversation secara intens.

Mengapa The British Institute (TBI) Depok, Cibubur dan Kota Wisata?

Berdiri sejak tahun 1984, The British Institute (TBI) telah teruji selama kurun waktu 40 tahun menjadi lembaga pembelajaran bahasa inggris mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tak salah jika para orang tua mempercayakan anak-anak mereka di TBI.

Bisa dibilang TBI Depok kursus Bahasa Inggris Terbaik. Mengapa? Salah satunya adalah karena pembelajaran di TBI sudah merujuk pada CEFR (Common European Framework of Reference for Languages) yang tak lain adalah standar internasional untuk menggambarkan kemampuan bahasa inggris dalam membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Lokasinya pun cukup strategis. Untuk saya yang berdomisili di Tapos, Depok, 3 lokasi TBI sebagai tempat les bahasa inggris di Cibubur dan Kota Wisata sangat mudah dijangkau di antaranya;

TBI Depok : Jalan Margonda No. 56 Ruko ITC Depok No. 7-8, Pancoran Mas Depok, 16431. Ph 021 7721 1000, 0857 1573 3386.

TBI Cibubur : Jl. Raya Alternatif Cibubur Km. 1 No. 9  B-C Cimanggis, kota Depok 16454, ph 021 8430 9595, 0813 8330 7474.

TBI Kota Wisata : Jl. Raya Alternatif Cibubur Km. 6 Ruko Boston Square Rk. 1 No. 7-9 Kota Wisata Cibubur, Kota Bogor 16968. Ph 021 22962690, 0857 7213 8651.

Banyak program yang bisa dipilih di The British Institute (TBI) dengan rentang segala usia, di antaranya ; Very Young Learner (age 4-6), Children Class (Primary school students grade 1-4), Pre Teenager Class (Primary school students grade 5-6), Teenager Class (Junior High School Students) dan Global English (High School students & adults).

5.  Selain itu ada juga program khusus seperti Exam Preparation Class (TOEFL ITP, TOEFL iBT, dan IELTS) bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri dan untuk beasiswa. Ada juga program Business Communication bagi siswa yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa inggris dalam konteks bisnis serta Conversation Class bagi siswa yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa inggris khususnya speaking skills.

Masih ada lagi! TBI Depok, Cibubur dan Kota Wisata juga memiliki program rutin setiap tahun seperti English Programme, English Competition dan Halloween. Tentu saja ruang ini sangat terbatas untuk menceritakan segala sesuatu terkait TBI jadi untuk lebih lengkapnya  pembaca bisa mengakses www.tbi.co.id.

Terima kasih untuk Carro Indonesia yang selalu mensupport para blogger!

Bukan kali pertama Carro Indonesia menjadi wadah para blogger untuk terus mengembangkan diri. Seperti pada perayaan ulang tahun Bloggercrony yang ke 8 tahun pada 25 febuari lalu, kini Carro kembali menyediakan tempat untuk workshop hasil kolaborasi antara Bloggercrony dengan The British Institute (TBI) Depok, Cibubur dan Kota  Wisata.

Oh ya, menjelang Idul Fitri Carro Indonesia memberi hadiah hingga total 20 juta rupiah lho. Apa saja hadiahnya? Ada Iphone 15, Smart TV 32 inc hingga JBL Go Portable Speaker. Cuz buruan bagi teman-teman yang mau mudik dan butuh mobil baru atau mau tukar mobil lamanya, bisa langsung kunjungi Carro Indonesia atau Carro.id.

Promo Carro Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Sentilan Kumpulan Puisi Ublik Karya Ono Sembunglango

Puisi bukan hanya soal keindahan tata bahasa dan olah kata. Puisi mempunyai pencipta yang olehnya terdapat kedalaman rasa. Ini bukan soal data, tapi karya yang dilahirkan dari perpaduan antara kepekaan, perasaan mendalam dan kemampuan untuk menafsirkannya.  Setiap sastrawan melahirkan keresahan yang menyelubungi pikiran dan tubuhnya, sebagaimana Ono Sembunglango ketika melahirkan “Ublik” -yang merupakan kumpulan buku puisi pertamanya.  Meski bukan lahir dari daun lontar dan kertas Sinar Dunia, Ublik yang dikumpulkan melalui catatan media digital ini tetap menjadi sebuah catatan keresahan yang mewakili suatu masa. Pak Ono, mungkin begitu saja saya memanggilnya. Seorang yang saya temui dalam event blogger 2 Oktober 2024 lalu. Saya -yang bukan siapa-siapa dan baru dalam dunia blogger ini- tidak begitu banyak mengenal orang, dan saya tidak akan mengenal beliau andai kata teman sebelah saya tak menyebut kata Sutardji Calsoum Bahcri, sang maestro puisi mbeling. Ia bilang Sutardji ...

Mengendus Buku Jurnalisme di Luar Algoritma

Ada yang berubah dari wajah jurnalisme kita. Masyarakat di era ini membutuhkan kecepatan, berita harus diramu secara cepat kalau tidak mau ketinggalan. Tak dipungkiri wartawan kalah adu cepat dengan warga yang berada di tempat.  Soal kode etik mungkin mereka tak paham tapi kecepatan tentu tak diragukan. Siapa peduli dengan kode etik di jaman ini? Publik lebih menikmati video kejadian yang diambil para amatir dengan dalih originalitas. Soal akurasi tentu media juara, tapi kecepatan bisa jadi sebaliknya.  Sebenarnya hal seperti ini sudah bisa terendus dari belasan tahun lalu, saat di mana kemampuan handphone semakin di upgrade dan internet semakin dekat dengan masyarakat. Jurnalisme warga kala itu disambut sukacita sebelum pada akhirnya membuat tatanan dunia digital semakin chaos . Roma perubahan ini tentunya terendus media sedari lama, namun beda hal soal tanggapan. Ada yang bergerak cepat dan berupaya menyesuaikan diri tapi ada juga yang perlu lebih dulu mengkaji. Di luar cep...

Merayakan Ulang Tahun dengan Glamping di Puncak Bogor

  Laki-laki memang sulit ditebak. Dari sekian banyak tawaran hadiah ulang tahun yang saya tawarkan, suami justru memilih camping. Masalahnya, kami berdua bagai langit dan bumi, kutub utara dan selatan. Berbeda dalam segala hal termasuk memilih tempat liburan. Suami cenderung memilih tempat-tempat tenang, tidak banyak orang, dingin dan bisa beristirahat seperti camping dan hiking sementara saya lebih suka ramainya pasar, konser musik, serta wisata-wisata kota. Tapi karena ini soal hari jadi suami maka saya harus banyak-banyak mengalah. Yah bolehlah camping asal jangan dulu hiking . Sebenarnya sudah lama juga saya ingin menemaninya hiking tapi memang kondisi belum cukup baik dan saya belum berdamai dengan udara dingin. Kipasan satu jam saja saya tidak kuat apalagi menahan dinginnya gunung?! Lalu kami pun melakukan deal-dealan dan sampailah ke kata glamping. Istilah glamping belakangan cukup populer, bukan? Camping tapi glamor. Kalau camping kita masih harus repot-repot membawa...