Skip to main content

Murakami dan Memoar Lari

 
Radarlangit's doc
 
Saya telah menyiapkan banyak waktu untuk membaca tuntas buku ini. Faktanya, hingga detik ini tak juga selesai. Makin ke halaman ujung, makin enggan saya meneruskan. Entah karena topik lari yang tak begitu saya suka, atau mungkin faktor internal dari dalam diri saya sendiri.

Dilema yang saya hadapi adalah, hasrat ingin menyelesaikan karena buku ini karya Murakami, yaitu seorang penulis yang begitu saya suka, dan enggan menyelesaikan karena mungkin saya kurang menikmati topiknya.

Meski begitu, banyak poin positif yang bisa saya kantongi dari buku ini. Terutama soal pengaruh lari terhadap kegiatan menulisnya. Pandangan Murakami mengenai menulis lebih objektif dan real. Menurutnya, setiap orang punya cara sendiri untuk menulis, cara satu orang belum tentu sesuai bila diterapkan pada orang lain. Itu lebih fair ketimbang tips-tips cara menulis yang baik –yang kerap berkeliaran.

Biar bagaimanapun, kesenangannya berlari telah membawa pengaruh positif pada tulisan-tulisannya. Murakami mampu menarik satu benang merah dari menulis dan lari maraton. Keduanya mempunya tahap yang serupa, bahkan saling mengisi. Baginya, kegiatan menulis sangat menguras tenaga dan pikiran, kesiapan dan ketahanan fisik menjadi faktor penting.

Buku ini menjadi salah satu rekomendasi Bernard Batubara bagi mereka yang mau belajar menulis. Meski tahap kepenulisan tidak terdikte secara gamblang dalam buku ini, namun menurut saya, cara berpikir Murakami mengenai kegiatan menulis akan sedikit membantu penulis-penulis pemula.

Pendek kata, buku ini mendekatkan saya dengan Murakami secara personal. 

 

Comments

Popular posts from this blog

Jamu Sebagai Warisan Budaya dan Sahabat Perlindungan Keluarga

Jamu gendongan (dok.pri) Siapa sangka presiden sekelas Joko Widodo ternyata secara konsisten minum jamu!   Hal ini beliau ungkapkan kepada salah satu redaktur koran Suara Merdeka Semarang pada sebuah kunjungan di tahun 2019 silam. “Saya memang sudah 17 tahun ini saya minum rutin pagi itu jamu, jamu. Berkali-kali sudah saya sampaikan membuat sendiri, temulawak 80 persen, jahenya 20 persen setiap pagi hanya pagi buat sendiri dan perut belum terisi sudah minum itu,” kata Jokowi dikutip dari setkab.go.id Kabar ini memperkokoh posisi jamu sebagai minuman herbal yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.  Siapa yang tidak bangga coba,  bahwa ternyata minuman yang rutin saya konsumsi ini juga dikonsumsi oleh seorang Presiden?! Langganan jamu gendongan (dok.pri) Cerita Awal Saya Rutin Minum Jamu Di daerah tempat tinggal saya ada ibu-ibu paruh baya penjual jamu gendongan. Awal saya mengenal beliau adalah ketika tetangga sebelah rumah rutin mengonsumsi jamu kunyit asem miliknya. Karena seri

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Bahaya Social Engineering (Soceng), Tabungan Miliaran Bisa Hilang dalam Satu Kedipan!

  Bagaimana rasanya jika tabungan miliaran, hasil jerih payah selama bertahun-tahun hilang dalam sekejap? Panik dan nyesek , bukan? Inilah yang dirasakan oleh Silvia Yap, seorang pengusaha aksesori yang tinggal di daerah Malang, Jawa Timur tahun 2023 lalu. Saldo miliknya senilai 1,4 miliar raib setelah ia menge- klik sebuah link file berdalih undangan pernikahan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp. Kata “Undangan Pernikahan” berhasil mengecoh perempuan malang berusia 56 tahun tersebut. Secara psikoligis, Silvia Yap menganggap wajar kiranya jika ia menerima pesan baru berisi undangan pernikahan dengan di sertai link layaknya undangan digital pada umumnya. Tak hanya Silvia Yap, kita pun akan cenderung tak menaruh curiga meski pun nomor yang muncul baru dan belum tersimpan. Kita akan berpikir mungkin saja itu dari seorang kawan yang lama tak bersua atau sudah lost contact . Tak disangka pikiran baik yang kita bangun justru menimbulkan malapetaka. File apk yang dibuka Sil