Skip to main content

Mengira-ira Sedimen Senja



irero.doc


Terkadang saya membaca habis satu buah novel hanya karena penasaran dengan judulnya. Pertimbangan lain bisa jadi karena tahu betul karakter tulisan si penulis, meski yang seperti itu hanya sekian persen. Jumlah umur tak sebanding dengan jumlah karya tulis yang telah terbit, pengetahuan masih terbatas, mau tak mau kita acapkali menggunakan aji ‘kira-kira’ ketika memilih satu buku untuk dibeli. Beberapa bahan pertimbangan lain yang digunakan seperti ; penerbit, resensi, endorsement, serta review dari pembaca sebelumnya memiliki pengaruh cukup besar. Di luar itu, upaya team pemasaran dalam mengemas dan menerapkan strategi marketing cukup memberi input positif untuk dipilihnya suatu karya. Sayangnya, alasan saya membeli novel ini adalah karena kebetulan mendapat harga yang sangat miring di samping nama S.N Ratmana yang menarik untuk dikenal lebih jauh.

Saya kurang tertarik membahas isi pasca membaca habis novel ini. saya hanya ingin sedikit mengira-ira. Mungkin naskah novel ini sudah ditulis cukup lama, lalu diendapkan oleh S.N Ratmana, kemudian oleh editor di gubah bagian depannya (lead) sehingga memiliki daya hisap pembaca untuk terus membuka halaman berikutnya. Kemungkinan yang lain, novel ini memang baru ditulis namun menggunakan setting masa lalu sesuai dengan gaya penulisan pada masa-masa angkatan S.N Ratmana. Judulnya bisa jadi kombinasi antara inti cerita dengan sedikit bumbu daya jual. 

Pendek kata, novel ini memiliki paragraf pembuka yang menarik.

Comments

Popular posts from this blog

Jamu Sebagai Warisan Budaya dan Sahabat Perlindungan Keluarga

Jamu gendongan (dok.pri) Siapa sangka presiden sekelas Joko Widodo ternyata secara konsisten minum jamu!   Hal ini beliau ungkapkan kepada salah satu redaktur koran Suara Merdeka Semarang pada sebuah kunjungan di tahun 2019 silam. “Saya memang sudah 17 tahun ini saya minum rutin pagi itu jamu, jamu. Berkali-kali sudah saya sampaikan membuat sendiri, temulawak 80 persen, jahenya 20 persen setiap pagi hanya pagi buat sendiri dan perut belum terisi sudah minum itu,” kata Jokowi dikutip dari setkab.go.id Kabar ini memperkokoh posisi jamu sebagai minuman herbal yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.  Siapa yang tidak bangga coba,  bahwa ternyata minuman yang rutin saya konsumsi ini juga dikonsumsi oleh seorang Presiden?! Langganan jamu gendongan (dok.pri) Cerita Awal Saya Rutin Minum Jamu Di daerah tempat tinggal saya ada ibu-ibu paruh baya penjual jamu gendongan. Awal saya mengenal beliau adalah ketika tetangga sebelah rumah rutin mengonsumsi jamu kunyit asem miliknya. Karena seri

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Bahaya Social Engineering (Soceng), Tabungan Miliaran Bisa Hilang dalam Satu Kedipan!

  Bagaimana rasanya jika tabungan miliaran, hasil jerih payah selama bertahun-tahun hilang dalam sekejap? Panik dan nyesek , bukan? Inilah yang dirasakan oleh Silvia Yap, seorang pengusaha aksesori yang tinggal di daerah Malang, Jawa Timur tahun 2023 lalu. Saldo miliknya senilai 1,4 miliar raib setelah ia menge- klik sebuah link file berdalih undangan pernikahan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp. Kata “Undangan Pernikahan” berhasil mengecoh perempuan malang berusia 56 tahun tersebut. Secara psikoligis, Silvia Yap menganggap wajar kiranya jika ia menerima pesan baru berisi undangan pernikahan dengan di sertai link layaknya undangan digital pada umumnya. Tak hanya Silvia Yap, kita pun akan cenderung tak menaruh curiga meski pun nomor yang muncul baru dan belum tersimpan. Kita akan berpikir mungkin saja itu dari seorang kawan yang lama tak bersua atau sudah lost contact . Tak disangka pikiran baik yang kita bangun justru menimbulkan malapetaka. File apk yang dibuka Sil