dokpri/irerosana |
Indonesia kaya akan ragam suku serta budaya. Masing-masing suku memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Batak salah satunya. Sebagai suku dengan populasi terbanyak ke 3 di Indonesia, suku Batak dikenal memiliki budaya, tradisi hingga sistem kekerabatan yang menarik untuk dipelajari.
Suku
Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal di mana garis keturunan berasal
dari satu pihak yaitu: Bapak. Sistem kekerabatan ini menempatkan posisi laki-laki
lebih tinggi dari perempuan. Imbasnya berbagai hal seperti kekuasaan, pengambilan
keputusan hingga pembagian hak waris didominasi oleh laki-laki.
Lalu
bagaimana nasib perempuan Batak terkait hak waris? Tentunya hal ini menarik
untuk dipelajari, terlebih jika mengingat peran dan andil perempuan
dalam mengelola harta dalam sebuah keluarga cukup besar.
Perempuan Batak tidak dapat warisan. Begitulah hukum adat serta kenyataannya. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan sistem patrilineal yang mereka anut. Nantinya perempuan ketika sudah menikah akan ikut marga suami dan menjadi bagian dari keluarga lain itulah alasan mengapa perempuan Batak tidak mendapatkan hak waris.
“Perempuan
dapat harta dari orang tuanya itu bukan karena waris tapi karena kasih sayang,” Hal
ini diungkapkan Ina Rachman dalam talk show
bertema, “Harta, Tahta, Wanita : patriarki
dalam budaya Batak, peran hukum dalam mengadaptasi budaya Batak.”
dokpri/irerosana |
Talk show ini sendiri merupakan bagian
dari rangkaian acara dalam Wedding Batak Exhibition 2024. Selain Ina Rachman selaku
pembicara serta Managing Partner Maestro Patent International, dalam talk show ini hadir pula Martha
Simanjuntak selaku Director WBE 2024.
Ketika
ditanya mengenai potensi kecemburuan perempuan Batak karena tidak mendapat hak
waris, Martha selaku perempuan keturunan Batak menjelaskan bahwa jaman sudah
berubah, meski secara hukum tidak mendapat hak waris namun banyak orang tua yang
memberi perhiasan (emas) kepada anak perempuannya yang nilainya juga cukup
besar.
Martha
juga mengemukakan kemungkinan pembagian dengan cara yang lain seperti adanya
surat wasiat dan kesepakatan.
“sebenarnya
Budaya Batak, penerapan hukum positif di
Indonesia dengan budaya Batak itu sendiri berarti tergantung dari orangnya,
keluarganya sendiri,” tambah Ina Rachman.
Banyak
hal yang masih bisa diupayakan untuk melindungi hak-hak perempuan Batak salah
satunya melakukan perjanjian pra nikah tentunya dengan catatan disepakati oleh keluarga
besar. Selain itu dari segi pemberi hak waris bisa juga memilih cara
penyelesaian apakah akan dilakukan secara agama, adat atau kesepakatan yang
lain. Sejauh disepakati oleh seluruh ahli waris maka dinilai sah untuk
dijalankan.
Kemeriahan Wedding
Batak Exhibition 2024
Baru
satu talk show saja saya sudah
mendapat banyak pelajaran mengenai budaya Batak, belum lagi jika saya mengikuti
seluruh rangkaian acara dalam Wedding Batak Exhibition 2024 di SMESCO Convention
Hall pada 7-8 September 2024 lalu.
tenant di WEB 2024 (dokpri/irerosana) |
Bukan
hanya sekadar pameran, kegiatan ini bertujuan untuk merayakan dan mempromosikan
kekayaan Budaya Batak.
"Ini
adalah platform yang dirancang untuk mempertemukan para vendor pernikahan Batak
dan nasional dengan calon mempelai, sekaligus memberikan ruang bagi talenta
muda untuk menampilkan keterampilan dan kreativitas mereka dalam fashion, musik, dan tarian tradisional
Batak," ungkap Martha Simanjuntak.
Banyak
tenant-tenant wedding yang bisa
dikunjungi seperti contohnya Chataulos, Tobatenun lalu ada juga tenant-tenant catering, make up, fotografer
dan videographer, treatment kecantikan
bahkan jasa perjalanan bulan madu juga hadir untuk memeriahkan.
tenant/vendor di WEB 2024 (dokpri/irerosana) |
Kegiatan
ini secara simbolik resmi dibuka dengan menabuh tagading oleh Bapak Hongkia Doni Silalahi dan Ibu Chintya Panjaitan
selaku founder Helaparumaen beserta Ibu Martha Simanjuntak selaku founder Chataulos dan IWITA (Indonesia Women Information Technology
Awarnness).
Rangkaian
acara ini juga dimeriahkan dengan adanya fashion
show, tarian, musik serta penampilan dari Maxima Band, Benaya, Manullang
dan Roinna Siahaan, Septo Adi Kristanto Simanjuntak, Aser Nababan, Dorman Manik
dan Rani Simbolon.
Ada
juga berbagai talk show yang
inspiratif seperti talk show desainer
bertema, “Kisah Mu Dahulu, Kini dan Nanti yang menghadirkan Ibu Norma dari
Norma Boutique dan Honok Hutagalung dari Honok Kebaya. Talk show, “Tetap Cantik di Usia Senja” yang mana menghadirkan Dr.
Patrick L.S.Tumewu dari Evergreen Aesthetics serta talk show “Rayakan Hari Pernikahanmu Bersama Kami,” yang menghadirkan
perwakilan dari para vendor seperti Ita Tobing dari Maheza Studio, Anggi Tobing
dari Saitama Wedding Organizer serta
Bapak Harry dari Rich Art Decoration.
Selain
menambah pengetahuan ada juga stand
foto lucu dan unik yang bisa pengunjung pilih untuk berfoto ria lalu banyak
juga stand-stand makanan yang bisa diicip
dan dinikmati. Menarik, bukan?
Selain
seru-seruan dan menambah wawasan seputar adat dan budaya Batak, kegiatan ini juga
tentunya akan sangat membantu sekali bagi mereka yang sedang mempersiapkan
acara pernikahan.
Wedding Batak Exhibition 2024 kali ini sangat meriah dan menyajikan materi yang memperkaya pengunjung terutama yang ingin mengetahui pernikahan adat Batak. Keunikannya bukan hanya di seremonialnya aja, tapi filosofi serta budaya yang begitu masih kental terjaga dengan baik, meski ada beberapa hal yang kini menyesuaikan zaman yaa..
ReplyDeleteiya betul sekali Kak, aku melihat suku Batak salah stu yang masih menjaga adat dengan baik, tapi soal kesetaraan mereka tetap menyesuaikan jaman.
DeleteSetiap budaya punya pertimbangannya sendiri ya untuk menghargai anggota masyarakat dengan posisi masing-masing dalam keluarganya. Meski juga ternyata dalam perjalanannya jadi ada penyesuaian dengan agama dan hukum negara, tetapi apa yang dijalankan memang sebaiknya perlu tetap dicatat sebagai bagian dari kekayaan kearifan lokal.
ReplyDeleteBetul sekali, apapun itu, adanya perkembangan tentu dilakukan demi kemaslahatan anggota meski kearifan lokal tetap tidak bisa ditinggalkan :)
DeleteWBA 2024 memberikan perspektif yang lebih lengkap tentang pernikahan adat Batak.
ReplyDeleteSeremoninya syarat dengan budaya dan tradisi yang tetap dijaga dengan baik, walau seiring waktu ada beberapa yang mengalami penyesuaian sesuai perkembangan jaman.
Saya pernah ke acara nikahan teman Batak. Meski tergolong sederhana, Tapi itu saja sudah lumayan heboh buatku.
ReplyDeleteDengan adanya WBA 2024 ini jadi makin banyak tambah pengetahuan deh, terutama soal tradisi ulosnya yang tidak bisa sembarangan dipakai ya.
Kebetulan saya juga beruntung pernah 2 kali melihat seremonial pernikahan adat Batak Kak, seru juga sih, bahkan saya dikasih ulos, yang saya lihat kekerabatan Batak memang luar biasa. Terbukti dengan adanya WBE ini betapa antusias untuk memelihara budaya Batak masih sngat terasa :)
DeleteWedding Batak Exibition ini memang sangat cocok untuk yang akan melangsungkan pernikahan dengan adat batak karena banyak pilihan vendor yang bisa digunakan saat melangsungkan pernikahan
ReplyDeleteIya Kak betul banget! paling utama mereka yang mau melangsungkan pernikahan jadi punya rekomendasi dan nggak perlu terlalu pusing mencari vendor. Udah lengkap lagi di sana mulai dari fotografi hingga tujuan bulan madu :)
DeleteItulah bangganya saya menjadi orang batak. Banyak cerita dan kisah menarik. Keeratan persaudaraan, budaya, adat istiadat dan aturan peraturan adat yang ketat banget. Ya intinya jadi orang batak harus kaya raya
ReplyDeleteHe, positifnya begitu ya Kak, memang kalau tercukupi secara materi lebih dimudahkan dalam banyak hal :)
DeleteAcaranya memang seru banget jadi banyak tahu soal budaya suku Batak, makin bangga menjadi Indonesia yang kaya akan budayanya, banyak yang pameran kain Ulosnya juga cakep-cakep
ReplyDeleteIya Kak, apalagi buatku yang bukan orang Batak justru menarik banget karena bisa mengenal budaya dan adat istiadat Batak :)
Deletewah motifnya bagus- bagus banget ya jadi pengen, acara begini benar-benar nmbah insight baru untuk orang luar yang minim literasi tentang batak
ReplyDeleteIya Kak, memang untuk memperkaya wawasan kita harus berkawan dengan siapa saja dan kemana saja, ujung-ujungnya lebih bersyukur juga hidup di tengah keanekaragaman budaya di Indonesia :)
DeleteSetiap adat punya hukumnya masing-masing. Tapi di zaman sekarang sudah banyak yang disesuaikan juga, ya. Termasuk untuk perlindungan ke perempuan walaupun di suku Batak menganut patrilineal.
ReplyDeleteBetul Kak, sudah menyesuaikan perkembangan jaman dan kesepakatan dari masing-masing yang terakait jadi, perempuan Batak tetap mendapat hak dan perlindungan secara hukum :)
Deletemenarik sekali acara ini, mbak. bagi mereka yang bukan berasal dari suku batak pastinya bisa menambah wawasannya sementara bagi mereka yang memang suku batak juga jadi semakin tahu tentang adat istiadat mereka
ReplyDeleteBetul Kak, harusnya acara seperti ini bisa diadakan rutin dan bukan hanya Batak saja ya, sehingga pengetahuan kita akan keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia bisa meningkat :)
DeleteSalut buat penyelenggara yang punya tujuan untuk memperkenalkan adat istiadat khususnya adat budaya batak dalam balutan pesta pernikahan
ReplyDeleteMasih belum bisa move on dari Medan dan Toba kemarin ditambah baca tulisan Kakak ini huhuhu. Selain mencari vendor pernikahan, WBE juga menjadi ruang belajar kita yaa Kak. Semoga gak berhenti sampai di sini aja..
ReplyDeleteWaa senangnya sudah pernah ke Medan dan danau Toba, semoga aku segera menyusul ke sana (amin) iya Kak Andini ajak-ajak aku ya kalau mau belajar belajar :)
Delete