Skip to main content

ICCR -> Kalah sebelum Perang


Beberapa hari lalu saya terima email dari salah satu teman, pemberitahuan dan lampiran pendaftaran beasiswa ICCR India.  Beasiswa yang sudah lama saya incar. Saya sudah bikin passpor, test toefl (walaupun scorenya belum genap sesuai harapan), belajar inggris setiap hari, listening, grammar, writing, speaking, dan juga chating, tiap hari pula saya update info ke situs kedutaan India www.indianembassyjakarta.com, pokoknya segala cara dan upaya saya lakukan kurun waktu 1.5 tahun ini. sebenarnya secara kualifikasi harusnya saya tidak seharusnya mengincar beasiswa tersebut, secara saya cuma lulusan D3 tapi karena keras kepala, saya nekat mengemail kedutaan untuk bisa mempertimbangkan saya join. Mereka menyuruh saya mencoba! Karena keputusan tergantung pula kepada university terkait. Tapi time table proses seleksinya mengecewakan saya.

Tanggal 28 kan saya harus tutup buku, impossible kalau ijin atau cuti. Amat sangat impossible!  Pilihannya tinggal damai sama kenyataan atau berjuang dan tau akan mati konyol? Rasanya adrenalin saya mulai melemah, semangat mulai melepuh, saya kalah sebelum berperang. Tapi baiklah, tidak apa-apa! saya akan tetap berjuang, mungkin dengan cara yang lain. Terimakasih buat Mas Tonee Empti dan Mitha Pramitha yang selama ini sudah banyak membantu saya dan akhirnya saya tidak bisa mengikuti beasiswa tersebut.

Ok jadi buat teman-teman yang mungkin minat untuk mendaftar beasiswa tersebut sesegera mungkin menyiapkan apa-apa yang diperlukan karena closing pendaftaran tanggal 15 Febuari 2013. Syarat umumnya antara lain, Toefl min 500, passpor, nilai&ijazah, dll. berikut link  www.indianembassyjakarta.com,

atau bisa menghubungi:
Education Wing Indian Embassy Jakarta di alamat:
Jl. HR Rasuna Said, Kav. S-1, Kuningan, Jakarta
Tel: (62-21) 520 4150/52/57/526 4931/Ext. 28 & 521 3775 Fax: (62-21) 520 4160 & 5265622
Website: http://indianembassyjakarta.com/edu_scholarship.html

 

Comments

Popular posts from this blog

Jamu Sebagai Warisan Budaya dan Sahabat Perlindungan Keluarga

Jamu gendongan (dok.pri) Siapa sangka presiden sekelas Joko Widodo ternyata secara konsisten minum jamu!   Hal ini beliau ungkapkan kepada salah satu redaktur koran Suara Merdeka Semarang pada sebuah kunjungan di tahun 2019 silam. “Saya memang sudah 17 tahun ini saya minum rutin pagi itu jamu, jamu. Berkali-kali sudah saya sampaikan membuat sendiri, temulawak 80 persen, jahenya 20 persen setiap pagi hanya pagi buat sendiri dan perut belum terisi sudah minum itu,” kata Jokowi dikutip dari setkab.go.id Kabar ini memperkokoh posisi jamu sebagai minuman herbal yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.  Siapa yang tidak bangga coba,  bahwa ternyata minuman yang rutin saya konsumsi ini juga dikonsumsi oleh seorang Presiden?! Langganan jamu gendongan (dok.pri) Cerita Awal Saya Rutin Minum Jamu Di daerah tempat tinggal saya ada ibu-ibu paruh baya penjual jamu gendongan. Awal saya mengenal beliau adalah ketika tetangga sebelah rumah rutin mengonsumsi jamu kunyit asem miliknya. Karena seri

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Bahaya Social Engineering (Soceng), Tabungan Miliaran Bisa Hilang dalam Satu Kedipan!

  Bagaimana rasanya jika tabungan miliaran, hasil jerih payah selama bertahun-tahun hilang dalam sekejap? Panik dan nyesek , bukan? Inilah yang dirasakan oleh Silvia Yap, seorang pengusaha aksesori yang tinggal di daerah Malang, Jawa Timur tahun 2023 lalu. Saldo miliknya senilai 1,4 miliar raib setelah ia menge- klik sebuah link file berdalih undangan pernikahan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp. Kata “Undangan Pernikahan” berhasil mengecoh perempuan malang berusia 56 tahun tersebut. Secara psikoligis, Silvia Yap menganggap wajar kiranya jika ia menerima pesan baru berisi undangan pernikahan dengan di sertai link layaknya undangan digital pada umumnya. Tak hanya Silvia Yap, kita pun akan cenderung tak menaruh curiga meski pun nomor yang muncul baru dan belum tersimpan. Kita akan berpikir mungkin saja itu dari seorang kawan yang lama tak bersua atau sudah lost contact . Tak disangka pikiran baik yang kita bangun justru menimbulkan malapetaka. File apk yang dibuka Sil